Malam yang kunanti dan tak membebani telah datang. Suasana angin yang menyapu perlahan dingin menabrak pundakku yang lemah ini.
Semangat yang menggebu-gebu menemaniku sesaat perjalanan. Waktu itu hanya aku yang datang terlalu awal. Memang sebelumnya aku belum sholat dan kufikir sebentar saja untuk berangkat. Entahlah bulan ini rasanya sangat malas sekali melakukan kebaikan buat diri sendiri. Si Mas Win duduk di kursi warung yang disediakan. Ia sedang bercakap dengan salah seorang yang pernah aku temui saat puasa mutih terakhir. Kuingat-ingat kalau nggak salah tentang permasalahan antar warga. Sementara itu, aku hanya sendiri seorang duduk diatas sepeda legendaku. Tiada kawan yang datang lebih dulu dari aku. Mencuci muka dirumahnya Saleho terasa segar di wajah. Baru setelah mencuci aku sudah di panggil sama mas win.
"Rud, kemarilah!"
Lantas aku hanya bisa menuruti perintah dari pelatihku. Sekejap setelah meletakkan bokong diatas kursi kayu keras ini, aku sudah dibumbui dengan pertanyaan mengenai project video yang harus aku selesaikan.
"Rudi, videonya sudah diupload ?!"
"Sudah mas, kemarin dirumahnya Sangaji!"
"Kalo videonya Mas Faris gimana ?!"
"Yah nanti mas saya upload!"
Sebetulnya setelah percakapan tadi. Aku berbohong mengenai video itu. Videonya Faris belum aku selesaikan secara keseluruhan. Lantas bagaimana lagi?, apa aku harus jujur didepannya Pak Min dan Mas Win?!. Itu cukup menghancurkan harga diriku terhadap pelatih. Yah memang satu lintinganku hanya aku dan rama yang bisa mengedit video. Tapi apa salahnya santai tidak memikirkan itu sejenak?. Setiap kegiatan manusia pasti ada batasnya disaat mereka telah kelelahan.
Memang saat itu aku belum mood sama sekali untuk mengerjakannya. Tetapi setelah Pak Min berargumen menyangkut video yang kukerjakan, aku merasakan seperti ada dorongan. Entah itu gara-gara aku malu sama Pak Min atau memang kesadaran dan kemauanku sendiri?. Entahlah, karena aku tidak membahas itu sekarang. Aku membahas tentang pelatihan mendadak. Semua lintinganku dikejutkan tentang melatih para siswa baru. Pelatihan untuk menjadi pelatih yang benar membuatku deg-degan. Walaupun sedikit tapi itu terasa didada.
"Ayo barisan depan maju duluan!!"
Seruan perintah itu terkadang membuatku rileks terkadang menggebu-gebu didada. Apakah itu yang dinamakan grogi?.Yang jelas saat itu yang terpintas dipikiranku hanyalah presentasi kemarin hari rabu. Saat pelajaran P3MM , aku sukses mempresentasikan hasil kerjaku tanpa adanya rasa takut.
Aku sukses membawakan presentasiku tanpa ada rasa canggung sedikitpun. Memang aku hanya membaca presentasiku sekilas saja, tapi menurutku akus sudah menguasai materi yang kubawakan kemarin. Tapi hanya satu yang membuatku terkadang sulit. Yaitu merangkai olah pikir kedalam kata yang masuk kedalam telinga para pendengar.
Malam itu yang membuatku kebingungan adalah materi yang kubawakan. Karena jujur aku tidak pernah menghafalkan dan mengingat-ingat jurus, pertahanan maupun ketahanan. Sesaat kufikir untuk menjelaskan tentang tendangan saja. Namun, ide itu telah diambil oleh si Arya.
Pratowo, Rama, Arya kemudian aku. Sempat kubertanya kepada Rama sesaat sebelum didepan lintinganku.
"Enak nya kasih materi apa nih ram?"
"Pertahanan aja!"
Kuikuti saran itu dan beranjak kedepan. Singkat saja pertama-tama aku merasa canggung sedikit. Namun setelah menghirup nafas dalam-dalam membuatku terasa ringan saat mengawali pelatihan. Omong-omong tentang canggung mengingatkanku tentang Pak Min yang saat itu menjadi ketua RT mandi keringat diatas panggung RT nya sendiri.
Perkataanya terbata-bata dan terkadang senyum-senyum sendiri diatas panggung. Aku sebagai fotografer disana memotretnya sambil melihat Pak Min yang sangat gugup didepan panggung. Padahal para pendengar hanya duduk terdiam melihat acara yang diselenggarakan oleh RT tersebut. Ada yang bicara sendiri, ada juga yang melihat Pak Min dengan antusias.
Singkat cerita saat aku mengenalkan materi yang kubawakan. Lumayanlah nggak garing garing amat. Audiens nya juga melihatku dengan seksama. Sepintas saat aku melihat rama, ia melihatku dan sedikit tersenyum menahan tawa. Kubawakan materi itu dengan santai seperti yang dilakukan oleh Mas Fajar pelatihku yang suka SLIPKNOT.
Pikirku Alhamdulillah ada perkembangan pada pembawaan materi.
0 komentar:
Posting Komentar