www.pro-rahasia.com

        Mereka adalah insan kamil yang menghadapkan pandangan kepada cahaya 'Nur' ilahi. Mereka adalah pahlawan pemimpin muda yang masih terisolasi dalam ruang gelap. Sebuah hal kecil yang jumawa selalu memutarinya. Tanda-tanda kebesaran ilahi tertampak mengintip pada bilik-bilik keberagaman insan yang mewarnai seluk beluk keduniawian atau bahkan ketuhanan yang terus berpacu dimana-mana, sebagai fenomena abstrak tak berujung dan ialah 'Allah' yang tahu akan titik-titik diantaranya itu. Menarik, dari segi sosial manusia diciptakan tidak sendirian. Mereka terbagi-bagi baik dalam jumlah kecil maupun jumlah yang sangat banyak. Dari titik itulah sebuah konflik antar sesama manusia memuai dalam hiruk pikuknya dunia. Menit berselang jam terlewati dalam gurauan, ucapan, tindakan bahkan kegiatan yang tidak ada habisnya, yang selalu mencakup atau melibatkan banyak orang membuat orang lupa akan diri sejati. 

     Mereka terlalu banyak bergelimang kontak sosialnya yang selalu menuai banyak uraian pertanyaan yang mencabang kemana-mana unsurnya. Mereka yang sudah terbiasa dengan keramaian menikmati bahwa kebersamaan adalah hal yang memantik atau menggoda kebahagiaan untuk datang kepadanya. Tetapi sebaliknya, pada sisi orang yang tidak terlalu mencemaskan keadaan sendiri seorang mengakui bahwa sunyi itu indah. Mereka bisa leluasa melapangkan diri sejatinya dalam konteks adaptasi alam. Mereka cenderung lebih suka menepi dari suatu keramaian yang dianggapnya kurang bermanfaat untuk digubris. Dalam peristiwa kontak sosial antar sesama manusia mereka sangat tenang dan biasa dalam menanggapi ocehan-ocehan yang bermaksud menjatuhkan harga dirinya. Mereka lebih suka memasang wajah asli daripada meniru orang lain. Di dalam suatu komunitas mereka cenderung lebih banyak mendengar ketimbang asal ngomong. Dalam bercakap-cakapun mereka sangat menghormati lawan bicaranya. Dalam mengajukan pertanyaan mereka jarang sekali membuka topik pembahasan. Kalaupun memang dilakukan berarti mereka sudah memikirkan topik itu matang-matang. Dengan sudut pandang yang jauh mereka bisa menilai diri mereka sendiri sejauh manakah mereka bisa mengimbangi lawan bicaranya. Oh ya, soal sudut pandang mereka lebih suka menyorot diri mereka sendiri. Intropeksi diri adalah hal yang sangat lazim bagi mereka. Namun saat beradu argumen mereka cenderung mengalah dan memahami situasi.

0 komentar: