Peristiwa dari hari ke hari berjalan
lancer dan mulus dalam minggu ini. Perasaan lelah, puas dan bahagia tercampur
aduk dalam setiap hitungan jam yang terlewati. Berawal dari hari kamis pagi
yang sangat konyol. Bangun kesiangan dan mandi, tak sempat mencari ampela ati untuk enam anak lainnya.
Dengan terpaksa, kulempar tanggungjawab itu ke Rama. Pada Kamis malam pun
begitu, tak teratur dan ribet,~walaupun kumaklumi karena pada saat itu sedang
dirundung hujan. Pun juga demikian dengan Rama, saat itu sifat emosionalnya tak
terkendali. Pak Min mewejangi kami,
hanya kami berdua dan hal itu sangat penting untuk diingat. Hari jumat-pun
demikian, sibuk. Mengklarifikasi data yang sudah terkumpul ke Pak Min.
Hari sabtu menghampiri. Aku dan Arif
harus berkolaborasi dengan dua anak lainnya. Dua anak itu berasal dari SMK
Negeri yang ternama di daerahnya, yaitu Lamongan. Namun, sisi pendapatku
berkata kala hari itu adalah hari yang sangat sumpek, terlalu banyak manusia
membuatku risih ketika sedang ingin melakukan sesuatu. Bos perusahaan tidak
member kabar kepadaku kalau mesin baru sudah dipesan. Akhirnya itu menjadi
sebuah hadiah kecil atau bisa dibilang dengan hal yang unik untuk diperhatikan
dan diingat. Mesin laminasi itu dibungkus kayu peti lunak dihiasi baut disetiap
sisi-sisinya. Sempat pula kami berdua berkunjung ke Triwira, ~perusahaan kecil
yang merupakan cabang dari Sketsa Stiker. Sabtu malam mendatangi, anak baru itu
bernama Feri. Diiringi dengan rintik hujan tak membuat latihan yang sudah
terjadwal terhenti begitu saja. Teringat pada hari Minggu esok, aku harus
mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan. Minggu itu adalah kegiatan
kerja bakti pertama untuk siswa rayon Glintung. Dengan terpaksa aku bermalam di
rumah sangaji ditemani dengan Arif, Mas Win, dan Sangaji sendiri. Minggu pagi
itu dipenuhi pengalaman baru, tak lupa pula aku berfoto-ria dengan
kawan-kawan.
0 komentar:
Posting Komentar