Ditulis Sabtu, 29 Oktober 2016
Kau tahu mungkin kegiatan tambahan terkadang membuatmu terasa terbebani untuk dirimu sendiri. Kau tahu mungkin hal yang tak kau sukai tetapi kau kerjakan adalah hal yang membosankan dan membuatmu muak. Kau tahu kalau memang itu bukan passion mu. Setiap orang memiliki jalan passion yang berbeda-beda. Penyuka musik mengikuti kegiatan tambahan yakni ekstra drumband atau les musik. Penyuka komputer mengikuti les tambahan yakni les komputer, dll. Semua itu memang sudah terkordinasi dengan passionmu. Beda lagi kalau kau belajar tanpa memikirkan passion. Tenagamu baik pikiran maupun otot akan bekerja lebih ekstra, mengapa?. Karena sesuatu yang tak kau sukai atau yang tak pernah kau pahami harus kau pahami dengan betul materi yang harus kau pahami. Memang bahasa yang kupakai ini sedikit berbelit-belit tapi insyaallah kau paham maksud penulis. Misal anda tak menyukai pelajaran matematika, tetapi anda mengikuti kegiatan tambahan yakni les matematika di sebuah perusahaan jasa ternama namun dengan paksaan dari orang tua, maka kau juga sia-sia belajar tanpa didasari oleh niat. Bandingkan dengan ini, anda menyukai bahasa inggris, anda juga mengikuti kegiatan tambahan yakni les bahasa inggris disebuah rumah yang biasa tak megah mewah dan tak terlalu populer namun dengan keinginan dan keikhlasan hati, maka kau akan menyerap semua materi yang pembimbing ajarkan walaupun itu sesulit apapun kau akan tetap berusaha untuk memahaminya. Memang itu tidak adil tetapi inilah dunia, dunia memang sudah dipenuhi hal yang tidak adil. Belajar tanpa didasari niat itu sia-sia saja, apalagi orang tua anda mempercayai anda betul dengan menyekolahkan anda ke sekolah ternama, fakultas terpopuler dengan nominal yang banyak. Secara tak langsung kau tak menghargai perjuangan orang tuamu sendiri, kau menghancurkan kepercayaan orang tuamu sendiri secara perlahan. Banyak memang dan sudah terbukti bahwa kasus seperti ini sudah banyak terjadi dikalangan muda seperti kita. Kita yang terlalu mengentengkan pekerjaan, meremehkan tugas yang diberikan kepada kita, berpikir santai dan selow seolah-olah tak ada yang terjadi. Semua itu akan kau pikirkan lebih dalam lagi dan kau akan tersadar ketika kau sudah lulus dan bekerja.
Berkaitan dengan pembukaan seperti itu aku sebagai penulis sudah melakukan beberapa kegiatan yang terbilang positif. Les bahasa inggrisku lancar dan aku mendapatkan teman baru yang berbeda daerah denganku. Kuakui memang rata-rata teman lesku perempuan semua tetapi aku tak berniat penuh untuk mengenali semua temanku lebih dalam lagi. Karena tekad dan tujuanku sudah bulat yakni belajar bahasa baru, mendapatkan sertifikat dengan nilai yang memuaskan itu sudah cukup bagiku. Tetapi dilain itu aku juga berhak mengenal semua temanku walaupun tak seakrab seperti sahabat. Yah setidaknya aku sudah merasakan bagaimana dikerumuni kaum hawa. Kadang juga kupikir-pikir aku seperti raja disana. Yang membuatku heran adalah rasa suka ataupun cinta di hati ini seolah-olah sudah tak kurasakan lagi, selalu saja aku mengaitkan perasaanku keberbagai hal yang tidak penting. Entahlah yang jelas menurutku les di Siswo College sangat memuaskan bagiku. Penerapan pembelajaran yang mengasyikkan, pembawaan pembimbing yang tak terlalu kaku, serta terkadang diselingi humor-humor yang membuatku merasa nyaman dan betah disana. Aku menikmati saat-saat les dimulai sampai berakhir. Letaknya juga tak terlalu jauh dari rumahku dan itu juga membuatku tak terlalu merasakan khawatir yang berlebihan.
0 komentar:
Posting Komentar