Ditulis jum, 02 Desember 2016
Kala sore menjelang diselimuti awan yang menghitam menyatu diatas langit. Pencahayaan dari sang Surya mulai berkurang dan redup perlahan. Angin darat yang sepi dan sunyi tak berkutik di antara iringan laju sepeda motorku. Sahabat ku tinggalkan begitu saja karena ia lenyap tak muncul Batang hidungnya. Kolega itu hanya menyisakan ku dan sahabatku, dua laki yang bertengger di sela-sela lirikan wanita nan mempesona. Ekspresi datar menyelimuti kala itu.
Beban suruhan dan ajakan dari guruku memang sangatlah mudah, tetapi sulit dilakukan hingga benar dan faham. Sepintas di pikiran memilah-milah sebagian dari teman ku sendiri tuk menjadikannya partner dari tugas yang ku genggam. Aku, Rama dan Afifah sedang diujung kepastian memilih satu diantara mereka secara cepat. Berbeda di pikiranku yang memang tiba-tiba terbersit wajah dan sikapnya. Aku pun beranjak menuju bangku tepat di depanku yang sekarang diduduki oleh Fitria. Spontan dan pasti ku tanyakan beberapa pertanyaan yang memang sangat kompatibel dengan seruan yang disuguhkan oleh guru pembimbing.
Semua terlihat normal dan memang tak ada masalah apapun dengannya. Tapi ku sadari ucapan ku agak tersendat-sendat saat ingin mengutarakan kepadanya. Semua berakhir dan lanjut ke sesi dua. Kali ini semua diajak berdiri dan mencari partnernya masing-masing. Sesaat setelah semuanya hampir mendapatkan partnernya masing-masing, hatiku berkata "coba bicaralah dengan Amelia". Yah memang pikiran itu sudah diujung keputusan yang ingin ku penuhi. Tetapi rencana itu berhenti seketika saat ia tiba. Senyum manisnya menyapa ku ketika ia sadar apa yang harus ia lakukan. Mungkin benar, aku terlambat untuk mengambil keputusan tetapi apa yang sekarang ku peroleh. Ia mendekat duluan seolah-olah ini adalah hal yang penting. Pemikiran itu di dasari atas apa yang sudah terjadi. Ia berlari kecil dan menyebarkan senyumnya yang manja kepada orang yang senantiasa melihatnya dengan seksama. Ia membuka pembicaraan duluan dan di samping itu aku sangat lega. Malunya sudah terkubur perlahan-lahan diatas keriangannya yang konsisten. Ia memintaku untuk bertanya duluan dan memang sangat berbeda dengan yang tadi, sekarang ia menuturkan intonasi lafal yang sudah menjadi ciri khasnya dengan penuh penghayatan. Akhir dari itu ia mencoba bertanya kepadaku mengenai uji lisan yang diaplikasikan oleh mr Siswo. kuakui pembelajaran seperti itu sangat efektif di samping ingin tahu kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris, kegiatan ini juga bermanfaat bagi lakonnya sendiri. Ia belajar dan mencoba beradaptasi dengan orang lain dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini juga mensupport kreatifitas dan kepedean dari siswa itu sendiri. Baik kreatif dalam olah kata maupun meningkatkan rasa percaya diri pada siswa itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar