Sabtu, 01 Oktober 2016
Hari itu penantian dari akhir semua jerih payahku telah tiba. Membayangkan akan sukses besar dan lancarnya acara membuatku terasa lega. Bagaimana tidak. Panggang ayam pun sudah jadi, mahar, sabuk dan perlengkapan sudah kupersiapkan sebelum keberangkatan menuju Bojonegoro. Satu-satunya yang membuatku terburu-buru dan menggebu-gebu adalah berharap acaranya selesai dan bubar. Mungkin karena memang aku salah seorang yang amat tidak suka keramaian. Berbicara tentang rempelo dan hati membuatku bingung dan ragu, dari awal sudah kupesankan agar rempelo dan atinya di sisihkan dan digoreng sendiri. Tapi pas sudah jadi, tau taunya malah rempelo atinya disunduk dengan batang bambu. 

Perjalananku dimulai tepat setengah tiga sore. Saat itu anak-anak sudah berkumpul bersama di rumah pak min. Aku, Arya, Dimas, Rama, Fajar, Arif, Rudi, Nabila, Pratowo, Rafi, Sangaji, dan Faris sudah siap untuk berangkat kesana. Keberangkatan kami diluar rencana, pak min sudah bilang kepada kami semua bahwasanya jam dua berangkat ke Bojonegoro. Tetapi si bus belum datang jadi keberangkatan kami sedikit terlambat. 

Aku yang disuruh fajar bermain launchpad membuat kepalaku pusing, bagaimana tidak bermain dengan menyentuh kotak-kotak kecil di layar tablet dengan goncangan dari bis yang melaju cepat. Anak-anak lainnya menikmati angin sore yang berhembus kencang dari celah kaca itu dengan santai. Sore kami habiskan dengan duduk manis di dalam bis dengan goncangan bis yang tak teratur. Yang membuatku muak saat itu adalah ketika di daerah lamongan, tepatnya sekitar kecamatan deket dan sampai perbatasan rel. Macet itu membuatku terasa muak untuk menunggu dan menunggu akan sampainya ke tujuan. Untung saja bis diberhentikan sejenak di area pom bensin sehingga aku dapat mengisi batrai ku kembali dengan mencuci muka. Kira-kira perjalan sampai ditujuan sekitar jam setengah delapan malam. 

Berawal dengan ganti baju di sebuah rumah lalu menata sabuk dan membawa ayam itu ketempat. Suasana saat itu lumayan sepi dan aku suka itu. Kacamata tak kupakai karena aku takut nantinya ada acara latihan bersama. Satu persatu anggota puspa nurani dari ranting lain mulai berdatangan. Pertamanya itu diisi dengan acara pembukaan yaitu sambutan kecil, upacara dan perwakilan pelantikan dari pelatih baru. Bagian pundakku terasa pegal mungkin karena aku terlalu kaku dengan posisi badan yang tegak dan tak bergerak sedikitpun. Acara selanjutnya diisi dengan seni toya entah dari ranting mana saya lupa. Kemudian disusul dengan seni ruyung yang menampilkan cepatnya tempo dari sang maestro pemain dalam melakukan pergerakan dari ruyung itu sendiri dan kemudian ditambah dengan sambung yang lumayan menarik untuk dilihat. 

Mas candra sebagai pembawa acara menurutku memang menarik. Mungkin si mas candra pernah ikut audisi stand up namun gagal nominasi. Acara itu selalu diselingi bahan tawa dari mas candra. Ya memang benar sih nggak garing-garing amat. Seingatku setelah itu kami disuruh untuk melihat gerakan baru puspa nurani. Agar tidak salah kaprah nantinya, ngomongnya sih seperti itu. Setelah itu semua yang ikut pembangkitan dan khataman disuruh untuk masuk kerumahnya guru besar simpek hartono. Mungkin ada duapuluh orang lebih yang masuk kedalam rumah itu. Aku disuguhkan dengan kepala ayam yang mati di atas piring kecil ditemani telor ayam. Mungkin kuingat-ingat baru pertama kali aku memakan kepala ayam tersebut. Yah walaupun tersisa banyak dagingnya. 


Setelah itu kami Mempersiapkan gerakan seni teda dan ruyung untuk dipertandingkan di puspa cup 2016. Memang benar dugaanku gerakanku khususnya ranting gresik itu terlalu biasa dan kurang variasi-variasi yang memukau. Setelah itu semua kami siraman. kira-kira sudah jam dua kami persiapan pulang. Acara penutupan itu diisi dengan mengemukakan siapa yang jadi pemenang. Alhamdulillah ranting gresik mendapatkan juara dengan nominasi ranting yang paling aktif. Kami pulang tanpa rasa ragu. Akupun memang sangat ingin pulang dan tidur di dalam bis. Kira-kira kami sampai di gresik pukul setengah enam dengan cepatnya laju bis yang kutumpangi. 

0 komentar: