google.com

Ada sebuah cerita yang mengusut dua organisasi besar olahraga beladiri. Cerita ini Matius dapatkan dari petinggi salah satu organisasi tersebut. Sebut saja Organisasi A dan Organisasi B. Awal cerita ini seharusnya hanya ada satu organisasi yang sudah berdiri sejak lama. Sebut saja Organisasi A. Organisasi A adalah organisasi elit dan sudah berdiri lama pada tahun 90an. Organisasi ini tentunya sudah lama bergulat dengan dunia beladiri, khususnya beladiri tenaga dalam. Awal mula berdirinya Organisasi A ini adalah karena keunikannya, atau bisa disebut juga dengan ciri khas. Tentu , Organisasi A ini memusatkan seluruh proporsi kegiatannya pada olah tenaga dalam yang ada pada diri manusia. Organisasi A ini sukses dalam kiprahnya yaitu untuk mensosialisasikan dan mempopulerkan ajarannya itu pada daerah sekitar. Organisasi A ini terus berkembang pesat hingga mengesahkan lebih dari ratusan orang. Ditahun yang sama, Organisasi A ini sukses mengenalkan, mengamalkan, serta menggembleng para siswanya untuk lebih menekankan popularitasnya, yaitu dengan atraksi-atraksi panggung spektakuler. Tentu saja, Organisasi A ini sudah tidak dipandang sebelah mata di mata masyarakat, khususnya para pendekar dari organisasi lain. Seiring berjalannya waktu, Organisasi A ini juga memperluas jaringan komunikasi internalnya pada sistem pemerintahan. Ya, Organisasi A ini sudah terpandang dan mempunyai nama tersendiri di dalam pemerintahan. Apalagi sudah ada relasi disana, istilah kerennya Ada Orang Dalamnya. Dengan bekal yang sudah ada , ditambah kerjasama dengan instansi pemerintahan lagi-lagi Organisasi A ini sukses memperluas wilayah kekuasaanya. Wilayah A, B, C sudah ada dalam naungan sistem motorik pusat.

Matius sangat memerhatikan cerita itu dengan sangat antusias. Matius juga mengakui bahwa adanya Organisasi A yang sudah lama berdiri itu tentu tidak bisa diremehkan. Anggap saja Matius ini mengakui dan menghargai Organisasi A tersebut. Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun, Organisasi A ini sudah bertahan solid dan tak akan pernah bisa digoyahkan. Ini dikarenakan adanya anggota yang sudah disahkan ikut serta berkompetisi dalam organisasi. Mereka—para warga yang sudah disahkan, tidak hanya berbekal pada satu ajaran hanya dari Organisasi A. Rata-rata dari mereka ingin melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Mereka ikut dua organisasi beladiri sekaligus yang berbeda aliran. Tentu ini membawa angin segar untuk Organisasi A. Mereka bisa menampakkan hasil ajarannya langsung kepada organisasi lain. Istilahnya Unjuk Gigi. Satuan, puluhan, bahkan ratusan warga sudah menjalin kerjasama dengan organisasi lain selain Organisasi A. Ini membikin Organisasi A duduk disinggasana popularitas dalam ilmu beladiri, khususnya  tenaga dalam. Ditahun yang berbeda, setelah terjadi banyak sekali perombakan sistem pengajaran dan sistem kekuasaan internal, membuat salah satu cabang dari Organisasi A terheran-heran. Ada kebijakan baru yang membikin ajaran lama lambat laun akan pupus. Entahlah, keputusannya terlalu absurd untuk dijabarkan secara kompleks. Namun pada intinya, kebijakan itu membuat bahan ajaran atau materi bertambah. Tentu saja hal ini membuat dua dampak. Yang pertama, dampak positifnya yakni perkembangan organisasi dalam perihal internal maju pesat. Para siswa dapat diajarkan hal-hal baru yang belum mereka dapatkan sebelumnya. Dan faktor yang membuat popularitas Organisasi A tinggi semakin banyak. Tetapi dilain sisi terlalu banyak dampak negatifnya. Yang pertama, ajaran lama akan tergeser perlahan-lahan. Kedua, terjadi disfungsi materi pada anggota warga yang sebelumnya sudah disahkan. Mereka secara tidak langsung dituntut untuk belajar lagi untuk mendapatkan khasanah ilmu baru. Sedangkan realita yang terjadi, banyak sekali materi yang berat sebelah. Maksudnya, ajaran lama pun tidak sepenuhnya sama seperti dulu, sehingga membuat kualitas kader-kader muda menurun. Dan kader-kader muda dituntut secara paksa untuk mendalami lebih jauh tentang kemurnian ajaran lama lewat perantara warga yang sudah sepuh. Dan dari situlah dapat disimpulkan bahwa penambahan materi baru akan menambah sisi ketidakproduktivitas para pelatih atau warga dalam menggembleng ajaran lama kepada siswa secara utuh. Ditambah lagi, mandat dari pusat tertera bahwasanya materi baru ini masuk kategori penting dan wajib diikuti. Secara otomatis terjadi ketidakseimbangan antara mana yang diprioritaskan dan mana yang sepatutnya tidak terlalu dibuat serius untuk dijadikan prioritas. Ketiga, asal usul penambahan materi baru ini kurang jelas. Seharusnya dalam memberikan materi atau ajaran baru harus ada sumber pasti dari kubu internal organisasi. Pencantuman sumber dari materi ajaran baru ini menambah keabsahan dan kedetailan materi yang akan ditambahkan. Sehingga tidak akan menimbulkan kerancuan mengenai dari manakah sumber ajaran itu. Tetapi nyatanya tidak, tidak ada angin dan tidak ada ada hujan tiba-tiba ujug-ujug ada tambahan materi baru yang sudah jelas bertentangan dengan ajaran awal berdirinya Organisasi A tersebut. Ini menimbulkan keraguan atas legalitas ajaran baru. Bagaimana dengan kejelasan itu. Bagaimana nantinya tiba-tiba ada organisasi beladiri lain yang tahu bahwa gerakan dari materi baru itu meniru materinya. Tentu saja ini harus ditindak lanjuti lebih dalam. Apabila dibiarkan, tentu akan menimbulkan tanda tanya besar yang penuh dengan kewaspadaan antara hubungan Organisasi A dengan organisasi beladiri lain. Dan pada akhirnya akan berakibat buruk, bahkan merusak masa depan Organisasi A nanti. Keempat, tidak ada dasaran dari materi baru tersebut. Salah satu petinggi dari Organisasi B telah berkata bahwasanya setiap gerakan, tolakan, penyelesaian, maupun seni gerak harus didasari oleh sesuatu. Misalnya, jika materi baru tersebut menyangkut dengan fungsi tangan dalam beladiri, maka pertama yang harus dilakukan adalah belajar gempuran tangan. Kedua, tentunya harus ada tolakan, penyelesaian, maupun seni olah tangan tersebut. Karena dari situlah dasar dari materi baru tersebut terbentuk. Sehingga, fungsi tangan dalam beladiri akan bersifat luwes atau portable. Sangat fleksibel dan bisa diaplikasikan pada alat-alat senjata beladiri seperti; toya, pisau, golok, trisula, ruyung dsb. Dan secara otomatis tidak akan menimbulkan tanda tanya suatu saat nanti. Apalagi urusan hak cipta, ataupun legalitas materi baru.

Tentu saja, biasanya hal seperti itu tidak akan jauh berbeda dengan organisasi beladiri lainnya. Karena pada substansialnya, adanya ilmu beladiri tidak lain hanyalah sebagai pertahanan diri. Dan pasti gerakannya itu-itu saja. Kalaupun toh berbeda, pasti telah diubah, bahkan gerakan tersebut dipoles hingga sempurna. Tetapi semua ini biasanya melalui perenungan yang tidak singkat.

Dari situlah Matius malah lebih antusias lagi mendengar cerita itu lebih dalam.  Ada sebuah cabang Organisasi A yang berbeda tempat tidak setuju dengan kebijakan baru tersebut. Mereka tidak sepemikiran dengan pusat karena alasan diatas. Dan memang benar, dipikir-pikir telalu banyak mudharat-nya. Untuk merampungkan masalah ini, diadakanlah konferensi besar-besaran di distrik pusat. Pusat Organisasi A mengambil pentolan-pentolan dari daerah lain yang sangat berpengaruh dalam perkembangan organisasi. Tidak lain dan tidak bukan adalah ketua cabang. Mereka semua bertukar pikiran di meja bundar. Dan pokok pembahasannya tak jauh dari pengesahan materi baru yang tertunda. Setelah bertukar pikiran, ada salah satu petinggi cabang yang masih tidak setuju dengan usulan tersebut. Tetapi apa boleh buat, petinggi Cabang Z tersebut kalah suara dengan yang lain. Otomatis hak veto sudah bulat. Para petinggi lainnya memenangkan suara dari petinggi Cabang daerah Z. Ada hal yang unik setelah konferensi meja bundar ini berlangsung. Bahwasanya ada sebuah ketetapan langsung dari pusat yang berisi; apabila ada salah satu cabang yang tidak mau mengikuti aturan kebijakan materi baru tersebut, maka seluruh operasi kegiatan yang melibatkan unsur Organisasi A tersebut harus dihentikan. Tentu saja hal ini membuat petinggi dari Cabang Z kecewa berat. Mereka juga berhak mengambil keputusannya sendiri karena mereka dari awal juga turut ikut membantu menyebarkan ajaran Organisasi A secara utuh, bahkan lebih dominan dan aktif daripada pusatnya sendiri. Tetapi dengan lahirnya ketetapan itu, secara diam-diam Cabang Z masih mengaktifkan seluruh kegiatannya. Cabang Z sudah tidak mau tahu lagi dengan pusat. Bahkan sampai berakhir dengan berdirinya Organisasi B. Ya, Organisasi B ini bisa dibilang pecahan dari Organisasi A. Tentu saja Organisasi B ini mempunyai tujuan yang kuat yaitu melestarikan ajaran lama lagi. Organisasi B murni memusatkan seluruh kegiatannya pada olah tubuh tanpa campur tangan dari alat senjata. Organisasi B bukan tidak mau dengan alat senjata, mereka mau tetapi tidak terlalu ditekankan. Materi alat senjata statusnya sangat fleksibel, yaitu boleh diamalkan boleh juga tidak diajaran kepada siswa. Organisasi B sudah mempersiapkan apa-apa yang harus dibutuhkan tempo hari. Hingga suatu saat tiba-tiba pusat mengetahui hal tersebut. Pusat sudah mengetahui bahwa Cabang Z mendirikan organisasinya sendiri. Dari segi kepopularitasan, jelas sangat tidak seimbang. Organisasi A adalah organisasi yang sudah lama berdiri, sedangkan Organisasi B baru saja terbentuk.

Tetapi yang membuat Matius keherenan adalah pada saat kejadian fitnah memfitnah. Ada salah satu orang yang katanya warga lama dari Organisasi A tidak terima dengan adanya organisasi tersebut. Orang itu berkata bahwa Organisasi B adalah organisasi pengkhianat. Tentu saja hal ini menyebabkan wajah petinggi Organisasi B merah padam. Petinggi Organisasi B merasa telah difitnah atas tudingan yang dilontarkan orang tersebut. Sampai-sampai petinggi Organisasi B ingin kerumah orang yang sudah memfitnah tersebut. Tentu saja kajadian ini tidak luput dari monitoring pusat Organisasi A. Ada salah seorang petinggi Organisasi A yang menengahi konflik yang sudah memanas. Petinggi Organisasi A tersebut meminta agar semua masalah diselesaikan dengan kepala dingin. Sekaligus meminta maaf kepada petinggi Organisasi B atas semua yang telah terjadi. Khususnya masalah lampau yang telah kadaluarsa. Mendengar kabar tersebut, petinggi Organisas B menerima tawaran itu dengan senang hati. Tetapi tiba-tiba ada sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul setelah kejadian ini. Mengapa tiba-tiba Organisasi A sok ikut campur dengan urusan Organisasi B. Mengapa mereka—Organisasi A, baru sekarang menaggapinya. Kemanakah mereka tempo dulu. Kenapa baru sekarang organisasi menindak lanjuti persoalan yang sudah menumpuk. Kenapa baru sekarang mereka—Organisasi A, ikut campur dengan urusan Organisasi B. Ada apakah mereka?. Yang jelas ada suatu hal yang sudah disembunyikan kebenarannya. Dan ini semua tidak akan pernah usai dijabarkan dengan metode apapun. Masalah ini tidak akan pernah beranjak ke simbol titik.

0 komentar: