Sabtu, 17 September 2016
Terasa beban dihati itu kian menusuk lara. Kutahan-tahan sensasi itu sampai waktunya tiba. Aku masih meragukan akan diriku sendiri. Aku meragukan ingatan dan otakku ini. Dalih-dalih kualihkan dengan berolahraga ria di siang hari. Otot-otot disekitar pundakku mulai berkontrasepsi saat aku bermain laptop dengan posisi tengkurap diatas kasur. Tanganku mungkin lebih tepatnya siku tanganku menyangga semua beban dari tubuhku ini. Tulang punggung yang dipaksakan mendongak keatas membuatku cepat lelah bermain laptop. Ototku terasa tertarik dan nyeri saat kucoba melemaskannya. Tak ambil pusing kuolesi balsem bagian ototku yang nyeri dan setelah itu berolah raga ria didalam kamar. Yang kumaksud bukanlah olahraga lima jari., melainkan olahraga yang biasa digunakan untuk menguatkan otot, semua otot tubuh. Aku dibimbing sebuah aplikasi hape yang dimana saat itu memang aku berinisiatif untuk berolahraga di siang hari. Aplikasi 7 Menit  itu membimbingku dari menguatkan otot badan lalu membentuk otot perut itu dalam waktu tujuh menit. Kedengarannya terkesan singkat namun sejatinya jikalau kau melakukannya dengan bersungguh-sungguh, kau akan merasakan lelah yang berkesinambungan. Tujuh menit ditambah tujuh menit jadi aku hanya meluangkan waktu untuk olahraga dalam empat belas menit. Seandainya saat itu semua anggota keluargaku sedang tak ada dirumah maka, aku akan berolahraga di ruang tamu dengan leluasa. Aku tidak memikirkan itu terlalu banyak akan lelah dan letihnya setelah berolahraga dikarenakan aku percaya bahwa setiap manusia mempunya tenaga cadangan yang berada disekitar ulu hati manusia, tepatnya di area chakra solar plexus. Energi cadangan itu akan keluar dengan sendirinya jikalau memang sangat dibutuhkan.

Sabtu malam sudah kunantikan dengan kedatangannya para anggota baru atau murid baru yang akan menjadi penerus perguruan ini. Dua orang ini adalah salah satu temanku sekolah dan satu kelas denganku. Rudi dan Arif namanya. Awalmulanya si Arif saat minggu sebelumnya sudah ikut serta di green menganti. Memanglah minggu sebelumnya tak ada kehadiran guru tertua. Pak Min dan Mas Win sedang dalam acara rapat di bojonegoro mengenai pengesahan warga tahun 2016. Dan minggu berikutnya si Rudi ingin ikut denganku, perguruanku maksudku. Akan sangatlah menyenangkan bila salah seorang murid baru itu adalah temanku sendiri. 


Tapi yang kupikirkan bukanlah itu semua. Aku masih bingung akan malam nanti dimana sabtu malam adalah agendaku untuk mengikuti tes sabuk coklat. Jurus, pertahanan, ketahanan, kombinasi dan seni ruyung sudah diberikan kepada lintingaku sendiri. Dan aku hanya ditugaskan untuk menghafalkannya agar si penilai tidak menilaiku dengan buruk. Jurus dan tendangan sudah dihafalkan ulang ditempat latihan. Sementara aku melatih lintinganku sendiri dengan materi pertahanan dan ketahanan. Semua sudah selesai tinggal penghafalan kombinasi dan senam ruyung. Yang membuatku kaget adalah materi senam ruyung tidaklah sepuluh senaman, melainkan limabelas senaman dan semua lintinganku hanya diberikan senaman satu sampai sepuluh, yang sebelas sampai limabelas belum. Akibatnya aku, rama dan rafi saat tes kami bertiga lupa akan mengenai tes ruyung. Akhirnya kami bertiga disuruh berlari tiga kali memutari dua rt yang jaraknya lumayan jauh. Tes itu selesai pada tengah malam tepatnya pada pukul setengah duabelas malam. Si Rama mengajakku untuk bermalam ke rumahnya sangaji untuk berkumpul bersama teman-teman. Tapi kumenolaknya karena aku lelah saat itu dan aku capek mendengar omongan-omongan kesana kemari. Tapi pada akhirnya setelah sampai dirumah kucoba berpikir dua kali "Tidur atau ngopi?". Kuturuti kata hati yaitu ngopi di warungnya pak munawar. Kulihat ternyata Arif, Rudi dan Danak sedang duduk-duduk diatas karpet. Terpaksa deh, aku mbacot lagi, ngobrol-ngobrol lagi. Yah itung-itung mendekatkan dan mengarahkan murid baru kepada jalan yang benar. 

0 komentar: