Real Life!
Sebuah media perantara atau kegiatan yang memang diperuntukkan untuk orang-orang ahli ataupun orang-orang yang ditunjuk sebagai eksekutor atau dalang dalam acara. Kini menimpaku. Sebuah acara kegiatan yang tidak bisa dibatalkan dikarenakan perguruanku berlatih dan meminjam tempat di Green Menganti. Jadi, seharusnya menyumbang acara kegiatan baik perseorangan maupun kelompok dalam jumlah banyak.
Walaupun terkadang aku merasa terbebani akan hal itu tapi, kucoba berfikir positifnya saja. Toh juga aku merupakan kandidat lintingan harapan yang bisa memperbaiki nama baik atau bahkan reputasi perguruan dimata masyarakat. Aku masih memikirkan salah satu lintinganku yang Protol alias nggak ikut. Dengan enaknya berbicara lantang tanpa ada rasa malu di depanku. Setelah acara peragaan telah selesai si Wahyu mendekatiku sambil menanyakan musik yang kugunakan saat unjuk gigi di panggung. Sungguh pemilihan topik yang licin bagiku. Bagiku, si wahyu memilih topik pembicaraan itu agar ia bisa melihat seluk beluk atau perkembangan perguruan yang telah ia tinggalkan dengan alasan yang tak jelas.
Ia meninggalkan perguruanku dengan alasan tidak mempunyai dana. BULLSHIIT!. Aku mendengar omongan dari mas win, kalau si wahyu itu saat jajan mesti bawa uang yang nominalnya besar. Kucocokkan dengan pengalamanku melihatnya ternyata benar. Laptop rusak langsung ia service dengan nominal lima ratus ribu plus beli harddisk. Setelah laptopnya kembali, Ia membeli keyboard kecil dengan alasan keyboard bawaan sudah rusak. Selang beberapa minggu ia membeli Sound Box kecil seharga enam puluh ribuan. Setelah beli Sound Box ia beli headset khusus laptop yang gede. Sudah ngga masuk akal alasan seperti itu bisa masuk dan dicerna otak. Dibalik itu, kuamati wahyu. Yah memang benar, toh sifatnya wahyu masih anak-anak. Perkumpulannya pun dengan anak-anak kecil yang hanya bisa mengerti bermain dan bersenang-senang.
Dan sekarang, setelah sudah mrotol beberapa bulan ia disuruh ibunya untuk ikut perguran SEORTEDA kembali. Kalo ngomong enteng bener tuh si ibunya wahyu. Udah lintinganku ditinggal dengan alasan yang tak jelas. Tiba-tiba sekarang pengen ikut lagi. ANJING!. Lah akunya rugi dong, udah latihan lama-lama dibebani lagi sama TIKUS KECIL model kayak gitu. Bukan aku saja yang berpendapat begitu, satu lintingankupun juga berpendapat demikian. Apalagi kalo dikumpulin jadi satu sama Aji dan Faris. Wuuiihhhh !!!. Topiknya sepeda motor mulu. Karbo lah, ,mesin lah, seker lah, knalpot lah, ban lah, peleg lah. Bosen gue ndengerin kayak gitu. Hanya berkumpul satu hari plus bermain bola bersama, ia sudah sok sok akrab lagi. Kayak ga bersalah banget sama Mas Win. Emboh lah ..
Walaupun terkadang aku merasa terbebani akan hal itu tapi, kucoba berfikir positifnya saja. Toh juga aku merupakan kandidat lintingan harapan yang bisa memperbaiki nama baik atau bahkan reputasi perguruan dimata masyarakat. Aku masih memikirkan salah satu lintinganku yang Protol alias nggak ikut. Dengan enaknya berbicara lantang tanpa ada rasa malu di depanku. Setelah acara peragaan telah selesai si Wahyu mendekatiku sambil menanyakan musik yang kugunakan saat unjuk gigi di panggung. Sungguh pemilihan topik yang licin bagiku. Bagiku, si wahyu memilih topik pembicaraan itu agar ia bisa melihat seluk beluk atau perkembangan perguruan yang telah ia tinggalkan dengan alasan yang tak jelas.
Ia meninggalkan perguruanku dengan alasan tidak mempunyai dana. BULLSHIIT!. Aku mendengar omongan dari mas win, kalau si wahyu itu saat jajan mesti bawa uang yang nominalnya besar. Kucocokkan dengan pengalamanku melihatnya ternyata benar. Laptop rusak langsung ia service dengan nominal lima ratus ribu plus beli harddisk. Setelah laptopnya kembali, Ia membeli keyboard kecil dengan alasan keyboard bawaan sudah rusak. Selang beberapa minggu ia membeli Sound Box kecil seharga enam puluh ribuan. Setelah beli Sound Box ia beli headset khusus laptop yang gede. Sudah ngga masuk akal alasan seperti itu bisa masuk dan dicerna otak. Dibalik itu, kuamati wahyu. Yah memang benar, toh sifatnya wahyu masih anak-anak. Perkumpulannya pun dengan anak-anak kecil yang hanya bisa mengerti bermain dan bersenang-senang.
Dan sekarang, setelah sudah mrotol beberapa bulan ia disuruh ibunya untuk ikut perguran SEORTEDA kembali. Kalo ngomong enteng bener tuh si ibunya wahyu. Udah lintinganku ditinggal dengan alasan yang tak jelas. Tiba-tiba sekarang pengen ikut lagi. ANJING!. Lah akunya rugi dong, udah latihan lama-lama dibebani lagi sama TIKUS KECIL model kayak gitu. Bukan aku saja yang berpendapat begitu, satu lintingankupun juga berpendapat demikian. Apalagi kalo dikumpulin jadi satu sama Aji dan Faris. Wuuiihhhh !!!. Topiknya sepeda motor mulu. Karbo lah, ,mesin lah, seker lah, knalpot lah, ban lah, peleg lah. Bosen gue ndengerin kayak gitu. Hanya berkumpul satu hari plus bermain bola bersama, ia sudah sok sok akrab lagi. Kayak ga bersalah banget sama Mas Win. Emboh lah ..
0 komentar:
Posting Komentar