kucingpedia.com |
Semenjak
kedatangan Si Jack suasana rumah sangat diperhatikan. Tiap anggota keluarga
saling pandang, ada yang menerimanya dengan lapang namun ada juga yang
menerimanya dengan berat hati. Adanya dirinya ikut serta dalam anggota keluarga
yang mungil ini membuat interaksi tiap anggota keluarga meningkat dari biasanya.
Si Abdul yang dulunya bermalas-malasan kini harus bersiap diri ketika pagi hari
menjelang. Dengan terpaksa ia harus mempersiapkan semuanya melebihi hari-hari
sebelumnya. Ada juga Bu Maul yang masih menunggu habisnya jam kerja
ditempatnya. Semua anggota keluarga sibuk membawa apa yang harus dibawa pergi,
ia malah mengepaki barang bawaan yang harus ia bawa pulang.
Kehadiran Si Jack
diterima dengan baik oleh Abdul dan Mona. Mereka adalah kakak adik yang selalu
bersitegang ingin menang sendiri. Tiap pagi hari mereka berdualah yang paling
aktif memerhatikan tingkah laku Si Jack. Diantara mereka berdua kakak sulunglah
yang paling berkuasa, menempati podium pertama. Riki namanya. Baginya, ia tidak
mengambil resiko terlalu banyak dengan Si Jack. Ia hanya memerhatikan nya saja.
Kadangkala ia juga menghampiri Si Jack namun hanya untuk menyapa sejenak.
Terlalu banyak hal apa yang harus ia pikirkan. Prinsipnya ialah terlalu dekat
namun banyak resiko atau menjaga jarak tanpa ada yang tersakiti. Memang benar
kalau dipikir-pikir Riki adalah anak yang tidak berperasaan namun dibalik itu
semua sejatinya ia adalah kakak yang penyayang. Ia terlalu takut untuk
mengambil tindakan lebih hanya untuk mengekspresikan diri namun ada pihak lain yang
terluka. Sangat lucu memang. Bisa dibilang Riki adalah anak yang penakut. Memang
pemantik dari sifat penakut nya adalah beban pikirannya sendiri. Terlalu banyak
hal yang mengambang memutari otaknya sehingga ia sampai lupa bagaimana mengekspresikannya.
Ia lupa dimanakah jati dirinya berasal. Namun di sisi lain Si Jack hanya meronta-ronta
meminta makanan tanpa harus tahu dibalik pemikiran manusia. Pada dasarnya sejak
awal ia sudah diciptakan sedemikian rupa dan tidak ada yang salah dengannya.
Sebagai binatang, ia sudah memanfaatkan naluri dan nafsu mereka sebaik mungkin.
Tetapi dilain pihak para kaum manusia terlalu mendramatisir hal itu. Mereka meluapkan
emosi dengan berkata lantang menatap hewan mungil tersebut. Apa salahnya mereka?,
Mereka mengeong-ngeong ketika bau makanan diciumnya. Dilain pihak para manusia
juga tidak mau sarapan mereka terganggu gara-gara hewan mungil tersebut. Dan
bagi Riki, ia sudah biasa tidak mencampur-adukkan emosinya pada hal-hal tabu. Ia
sangat terlatih. Ia kerap tertegun ketika hewan mungil itu diacuhkan bahkan
diusir dengan adegan yang terlalu berlebihan. Semuanya harus saling menyayangi pikirnya.
Dan ketika pada saat sepulang sekolah, tepatnya pada hari Jumat Riki mendapati Si Jack sedang ditenteng oleh tetangganya sendiri. Sebagai kaum yang berperilaku bagus, pertama-tama Ricky menyapa tetangganya tersebut. Kedua, setelah berpapasan ia berpikir "Apa yang dibawa tetanggaku tadi. Kucing?, Mengapa ia membawa kucingku?". Pertanyaan itu masih memutari otaknya setiba di rumah. Dan pada akhirnya asumsi Riki terbukti setelah dua hari semenjak insiden itu berlangsung. Kucing itu tak pernah kembali.
Dan ketika pada saat sepulang sekolah, tepatnya pada hari Jumat Riki mendapati Si Jack sedang ditenteng oleh tetangganya sendiri. Sebagai kaum yang berperilaku bagus, pertama-tama Ricky menyapa tetangganya tersebut. Kedua, setelah berpapasan ia berpikir "Apa yang dibawa tetanggaku tadi. Kucing?, Mengapa ia membawa kucingku?". Pertanyaan itu masih memutari otaknya setiba di rumah. Dan pada akhirnya asumsi Riki terbukti setelah dua hari semenjak insiden itu berlangsung. Kucing itu tak pernah kembali.
0 komentar:
Posting Komentar